Mengapa menatapku dengan iba?
Sedangkan aku tak pantas bersedih
Aku seorang pria, rasa sakit ini mungkin lebih kecil
Dibanding dosaku, karena kau seorang wanita
Yang telah kubiarkan merintih, meringis perih
Biarkan aku tak terpelihara
Bagai jalang, yang selalu lepas pada saat malam
Mencari hidupnya sendiri hingga mata pejam
Takkan ada kehidupan yang lebih kejam
Selain takdir seorang jalang yang benci telanjang
Takkan ada kehidupan yang lebih setia
Dibanding kopi hitam beserta insomnia
Mengapa menatapku dengan iba?
Sedangkan rumitnya hidup kau bagikan kepadaku
Seperti sebungkus permen yang tiada artinya
Bagi aku yang telah menjelma seorang dewasa
Tawarkan aku kopi hitam,
Aku akan hadirkan masalahmu kedalamnya
Jangan lupa dua sendok gula
Lalu kita minum berdua, pada cangkir yang sama
Biarkan kita menenggak manis dan pahit bersama
MH - 02/28/'14