May 14, 2015

Anestesi

Karena semua merasa sehat,
Rumah sakit sibuk berwisata
Sepanjang hari, ragu kembali

MH - 05/15/'15

May 09, 2015

Berkunjung

Kita--atau mereka, pintar sekali memilih busana
Yang tepat untuk menutupi suatu kebohongan
Warna cerah mencolok mata dengan kebahagiaan
Sungguh, sekeras apapun takkan samar suatu kesedihan

Tak ada yang tahu, sebenarnya ini pesta apa?

Pesta ini sengaja mewah, meriah.
Sebegitu riuh agar mereka mampu menjatuhkan peluh
Dari mata yang lelah lalu menyerah
Hingga semua tahu siapa yang lebih binatang

Apakah di pesta ini membutuhkan sepasang tawa--kau dan aku?

MH - 05/11/'15

May 07, 2015

Rehat

Kelak kan kau rindukan: Perut yang lapar,
Angin pembawa kabar, ingatan yang terbakar
Dan terkubur. Manusia-manusia secara ajaib
Mengajakmu masuk ke dalam kelompok basa-basi

Mereka semua tahu: Ingatan paling mampu mengubah semua niatan!

Sedangkan aku berharap setiap pagi
Di sepanjang jalan, Aku berpikir untuk menghentikan
Kemacetan pikiranku, berlalu-lalang. Itu semua namamu
Menyebabkan sesak, dan harus dibuang satu-persatu dari mulutku

Kecuali kau. Perihal cinta adalah basa-basi

MH - 05/07/'15

May 05, 2015

Menghibur diri sendiri

Angka minus lima berkuasa di dalam mataku

Memakai kacamata tetap saja tak membantu
Diriku, masih rabun melihat dua perihal: cinta dan khianat
Tak lupa sulit membedakan antara kebodohan
Dengan macam-macam solusi di pikiran

Aku jarang sekali berolahraga, hingga pada suatu hari
Aku pulang dari klinik, membawakanmu oleh-oleh berupa penyakit
Yang di derita banyak orang. Penyakit itu menyerang hati
Dan bisa saja mereka bunuh diri, dan mati

Langit-langit tak berisi awan lagi, melainkan teka-teki

Langit-langit pikiran selalu pancaroba
Musim cinta dan ketidakpercayaan saling beradu
Aku selalu bingung mengapa langit di kepala
Tidak ditumbuhi awan, melainkan berada di ranah hati?

MH - 05/05/'15

May 04, 2015

Menerjemah pelukan

Di suatu potret, di kejauhan
Masa lalu terbungkus dan terbingkai
Secara bangkai. Otakku mendidih
Menerjemahkan pelukan di dalamnya

Wajahmu seraya senyum, menyambut esok
Dengan merebut esokku, perlahan memperhatikan
Pelukan-pelukan mulai tak bermajikan
Perihal gurat senyummu dibuat oleh siapa?

Setelah tahu semua, lenganku tidak cukup panjang
Menciptakan pelukan paling erat dan berat
Untuk dilepaskan, kau burung dalam sangkar
Di pelukan bara, membuatku terbakar

Rahasia demi rahasia
Kita semakin manusia

MH - 05/04/'15

Doa

Tak peduli sekutuk apapun,
Selalu elok rupa doa
Pada telinga para pengucap--pengecap
Bukan berarti Tuhan

MH - 05/04/'15

May 02, 2015

Sepanjang jalan

Sungguh, tak bertanggung jawab diriku
Melapangkan jalan-jalan tanpa kian meramaikan
Dengan terbakarnya api, atau air yang membanjiri
Sepanjang pandang pertarungan suatu pemikiran

Oh, sungguh. Tertipu. Kabut hanya sekumpulan asap-asap
Menyerbu menjelma debu, semakin abu
Taman bermain hanya mengajakmu berputar-putar
Serta kota takkan bisa mengecilkan pengaruhnya--sebuah desa

Hingga tiada lagi perayaan
Kelahiranmu, atau perpisahan kita

Sementara: aku tetap setia melapangkan jalan
Tanpa meramaikan, aku ingin membawa kabar
Kepadamu: Sungguh, aku baik-baik saja
Tidurku hanya menggumam namamu, bukan mengutukmu

MH - 05/02/'15

© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis