Karena semua merasa sehat,
Rumah sakit sibuk berwisata
Sepanjang hari, ragu kembali
MH - 05/15/'15
Siapa majikanmu?
Karena semua merasa sehat,
Rumah sakit sibuk berwisata
Sepanjang hari, ragu kembali
MH - 05/15/'15
Kita--atau mereka, pintar sekali memilih busana
Yang tepat untuk menutupi suatu kebohongan
Warna cerah mencolok mata dengan kebahagiaan
Sungguh, sekeras apapun takkan samar suatu kesedihan
Tak ada yang tahu, sebenarnya ini pesta apa?
Pesta ini sengaja mewah, meriah.
Sebegitu riuh agar mereka mampu menjatuhkan peluh
Dari mata yang lelah lalu menyerah
Hingga semua tahu siapa yang lebih binatang
Apakah di pesta ini membutuhkan sepasang tawa--kau dan aku?
MH - 05/11/'15
Kelak kan kau rindukan: Perut yang lapar,
Angin pembawa kabar, ingatan yang terbakar
Dan terkubur. Manusia-manusia secara ajaib
Mengajakmu masuk ke dalam kelompok basa-basi
Mereka semua tahu: Ingatan paling mampu mengubah semua niatan!
Sedangkan aku berharap setiap pagi
Di sepanjang jalan, Aku berpikir untuk menghentikan
Kemacetan pikiranku, berlalu-lalang. Itu semua namamu
Menyebabkan sesak, dan harus dibuang satu-persatu dari mulutku
Kecuali kau. Perihal cinta adalah basa-basi
MH - 05/07/'15
Angka minus lima berkuasa di dalam mataku
Memakai kacamata tetap saja tak membantu
Diriku, masih rabun melihat dua perihal: cinta dan khianat
Tak lupa sulit membedakan antara kebodohan
Dengan macam-macam solusi di pikiran
Aku jarang sekali berolahraga, hingga pada suatu hari
Aku pulang dari klinik, membawakanmu oleh-oleh berupa penyakit
Yang di derita banyak orang. Penyakit itu menyerang hati
Dan bisa saja mereka bunuh diri, dan mati
Langit-langit tak berisi awan lagi, melainkan teka-teki
Langit-langit pikiran selalu pancaroba
Musim cinta dan ketidakpercayaan saling beradu
Aku selalu bingung mengapa langit di kepala
Tidak ditumbuhi awan, melainkan berada di ranah hati?
MH - 05/05/'15
Di suatu potret, di kejauhan
Masa lalu terbungkus dan terbingkai
Secara bangkai. Otakku mendidih
Menerjemahkan pelukan di dalamnya
Wajahmu seraya senyum, menyambut esok
Dengan merebut esokku, perlahan memperhatikan
Pelukan-pelukan mulai tak bermajikan
Perihal gurat senyummu dibuat oleh siapa?
Setelah tahu semua, lenganku tidak cukup panjang
Menciptakan pelukan paling erat dan berat
Untuk dilepaskan, kau burung dalam sangkar
Di pelukan bara, membuatku terbakar
Rahasia demi rahasia
Kita semakin manusia
MH - 05/04/'15
Tak peduli sekutuk apapun,
Selalu elok rupa doa
Pada telinga para pengucap--pengecap
Bukan berarti Tuhan
MH - 05/04/'15
Sungguh, tak bertanggung jawab diriku
Melapangkan jalan-jalan tanpa kian meramaikan
Dengan terbakarnya api, atau air yang membanjiri
Sepanjang pandang pertarungan suatu pemikiran
Oh, sungguh. Tertipu. Kabut hanya sekumpulan asap-asap
Menyerbu menjelma debu, semakin abu
Taman bermain hanya mengajakmu berputar-putar
Serta kota takkan bisa mengecilkan pengaruhnya--sebuah desa
Hingga tiada lagi perayaan
Kelahiranmu, atau perpisahan kita
Sementara: aku tetap setia melapangkan jalan
Tanpa meramaikan, aku ingin membawa kabar
Kepadamu: Sungguh, aku baik-baik saja
Tidurku hanya menggumam namamu, bukan mengutukmu
MH - 05/02/'15