Api kecil

Api yang kian mengecil

Bukan berarti tak menghangatkan

Kita disibukkan dengan ketakutan

Masa depan di atas lautan

Kita mencari-cari--cair-mencair

Kita lilin yang terlalu cepat puas

Mengorbankan diri lantaran panas

Api serta kebahagiaan orang sekitar

Dingin bukanlah yang kita ingin

Namun salahkah Tuhan ciptakan?

Angin bukanlah yang kita ingin

Namun salahkah Tuhan berikan?

Kita nikmati segala

Yang tersaji di dalam cinta

MH - 07/20/'25

Perayaan Kecil

(Teruntuk Nicuba Cheva)

Pada perayaan kecilmu

‎Aku berada di seberang, tak terlihat dirimu

‎Yang kaukatakan sedang takut dengan semesta

‎Ketika matahari berada pada pukul empat belas

‎Jika bermula daripada pukul enam

‎

‎Pada perayaan kecilmu

‎Doaku tidak terdengar ke telingamu

‎Bukan karena tuli, dan bukanlah aku pemimpi

‎Mendoakan disekitar kumpulan asa

‎Ombak menerpa segala putus asa

‎

‎Pada perayaan kecilmu

‎Lilin-lilin sengaja tak aku nyalakan

‎Bukan takut api menyulut, membesar

‎Membakar ladang-ladang padi yang merunduk

‎Hilang segala rasa patuh dan tunduk

‎

‎Aku mendoakan: semoga kau tetap khidmat

‎Membaca kauliyah qauniyah, segalanya, milikNya

MH - 07/12/'25

Kurir lisan-lisan yang beku

Siapa yang paling pandai

Mengutarakan ucapan yang terurai?

Berantakan. Tiada pernah kau lihat

Kumainkan Jenga itu, kata-kataku rubuh

Jatuh

Cinta

Aku segera menghubungi kurir

Karena lisanku tak mampu berpikir

"Tolong antarkan segera kata-kataku

Kepadanya, sebelum terik membuatnya cair"

Dan caraku memastikan kata-kataku

Sehat sentosa bertemu denganmu

Dengan cara bertamu di kemudian waktu

"Kekasih, sepertinya perih ini perlu

Berunding dengan perjuangan

Yang nihil nilai, namun lebih dikenang

Sebagai bunga dan kunang-kunang."

MH - 05/29/'25

Senandika

Puisi-puisi yang gemar sembunyi

Adalah cintaku yang tak berbunyi

Dan kaulah yang paling memahami

Sekali lagi, kau yang memahami

Dan jika ada yang menanyakan

Apa warna favoritmu?

Maka jawablah jatuh cinta setiap waktu

Jatuh cinta yang kikuk

Jatuh cinta ini terlihat kikuk:

Aku tidak melihatmu;

Aku tidak menyentuhmu;

Aku, kau anggap terburu-buru, langkahku,

Bagai pekerja menolak untuk telat waktu;

Dan tanganku menolak genggam, selain telepon genggam yang kau cemburui

Namun

Kau kesabaran tanpa paksaan;

Setia yang takkan larut dalam pamrih;

Puisi indah yang diucap lirih;

Sebuah doaku, berada tinggi

Di atas

Angan

Ingin.

Semua ini.

MH - 05/10/'25

Kesimpulan

Kekal tak melahirkan apa-apa

Lebih tepatnya keberanian

Hanya mewarisi ketakutan

Akan hidup kedua tanpa apa-apa

Kamu cuma malas berdoa

Cicil saja, tidak akan merekah

Bunga dan penderitaan

MH - 05/05/'25

Tentang diam

Segala kecewa berbentuk diam

Atau gurat keraguan, membuatku tekun berhitung

Mulai dari seratus, menghitung hutang

Mencintaimu yang selalu kaukatakan dibagi nol

Ku seorang miskin, tak sanggup membayar

Bahkan dengan menyempatkan kehadiran.

Merogoh sakuku, kutemukan receh

Yang lebih sedikit daripada humor, tidaklah cukup

Ku hanya bisa berharap

Agar kau tidak pernah mengumpulkan

Cerita patah hati orang lain, menjelma

Seutuhnya hari ini dirimu

MH - 05/01/'25

Terima saja/terima kasih

Terima saja/terima kasih

Jika aku fakir romantis

Walau panjang kemarau puitis

Harus mencintai dengan taktis

Aku tetaplah untaian konsonan

Yang tiada suara, terasa bosan

Serasa hening jalan perjuangan

Namun engkau selalu bersedia

Melengkapi diriku, selalu ada

Menjadi vokal, menjelma suara

Aku dan engkau, bersama menua

MH - 04/16/'25

Berjuang dari seratus

Apakah kita pernah memastikan

Ada jatuh cinta tanpa jatuh

Di awal pembukaan

Ada nafas yang tidak selalu

Kita hitung sebagai

Alat tukar yang sah

Dalam segala perjuangan?

Sejak kapan kita berpikir

Nol besar lebih bernilai harga

Dibandingkan ratusan ribuan juta?

MH - 03/12/'25

Malam adalah ketakutanku, kesendirian pun demikian

Malam adalah ketakutan

Begitupun kesendirian

Mereka selalu hidup menelan

Ragaku yang terjaga bulan

Kecuali ketika segera terlelap

Kemudian bangun, terjaga

Aku rasakan, silakan padam

Ketakutanku cukup untuk yang lain saja

MH - 02/19/'25

Kita tertawakan

Mari mengingat

Ketika tua nanti

Riak-riak kecil

Air padamkan api

Saling memadamkan

Dan meredamkan

Segala hal yang menyulut

Dan ragu-ragu hadirnya kabut

Kita tertawakan

Atas nama keriput

Menggurat wajah yang kanvas

Muda yang kita bahas

MH - 02/19/'25

Konsonan

Kt dlh hrf mt

Yng tk prnh vkl 

Dlm brdplms

Kpd Thn dn cnt

MH - 01/08/'25