Perlahan-lahan, emosi tumbuh
Ke langit-langit yang kian runtuh
Dan mata paling pandai menipu
Diriku, dirimu, di antara segala perlu
Saban hari terlihat diam
Langit mulutnya enggan bungkam
Berbincang di dalam hati
Memanggil namamu berhari-hari, berhati-hati
Tiada ingin menopang kalut
Tubuh milikmu yang bergelut
Kelak, semoga anakku tetap bernafas di asuhanmu
MH - 08/17/'16
0 comments:
Post a Comment