Perlahan-lahan, emosi kan tumbuh
Ke langit-langit yang kian runtuh
Dan mata paling pandai menipu
Diriku, dirimu, di antara segala perlu
Tabah bagiku menopang kalut
Tubuh apimu, semakin menyulut
Perlahan-lahan, aku berdoa
Mengadahkan tangan dan kata
Atas nama kebaikan, terabaikan
Karena perilaku yang buta arah
Kau sedang di mana?
MH - 06/19/'16
0 comments:
Post a Comment