"Semakin serangga dirimu, jika tiada berilmu"
MH - 06/28/'16
Siapa majikanmu?
Sepenuhnya
Aku menambal luka
Dengan kata-kata
Yang menjelma doa
Dan kau selalu bertanya
Tentang nama siapa
Di dalam doa
MH - 06/26/'16
Ada yang dirindukan dalam kepulangan
Apakah pelukan atau kata-kata?
Tiada menahu, akulah wajah senja
Dibiarkan terbenam dengan sengaja
Tanpa saling mengusik,
Angin tenang berbisik
Semakin hari, puisi lirih dan iba
Melihatku sibuk berhitung waktu
Dan memilih kata-kata tertentu
Menjadikan temu dipenuhi utuh
Telah ku titipkan pesan:
Aku tengah berada di pemakaman kata
MH - 06/23/'16
Perlahan-lahan, emosi kan tumbuh
Ke langit-langit yang kian runtuh
Dan mata paling pandai menipu
Diriku, dirimu, di antara segala perlu
Tabah bagiku menopang kalut
Tubuh apimu, semakin menyulut
Perlahan-lahan, aku berdoa
Mengadahkan tangan dan kata
Atas nama kebaikan, terabaikan
Karena perilaku yang buta arah
Kau sedang di mana?
MH - 06/19/'16
Tatapmu membawa laut
Menerpa kepadaku, tenggelam
Penyebab jantungku berdetak
Mengucap rutin namamu
Kau biarkan terbalik
Elok senyummu
Bagai gurat bianglala
Tanpa kesedihan hujan
Berharap pelukmu
Merawat harapku
Yang ku tahu:
Jemarimu pemantik api,
Membakar hidup diriku
Dalam keinginan memiliki
MH - 06/14/'16
Hujan tidaklah seperti kita yang selalu keras berteriak
Kepada makhluk lainnya, tidak seperti kita.
Kemarau tidaklah seperti kita yang selalu garang mengering
Kepada hal yang tumbuh, tidak seperti kita.
Seperti rindu
Menolak macam berpisah,
Tidak seperti kita.
MH - 06/09/'16