December 27, 2015

Berbagi fana

Mungkin seperti lukisan
Daun gugur mengering
Demi menyimak senyum
Dirimu sesering mungkin

Mungkin seperti hening
Dari secangkir kopi
Bersama ranting, risaumu
Sama sekali tak bergeming

Mari kita bersulang
Dengan segelas kehilangan

MH - 12/26/'15

December 24, 2015

Matematika

Seperti matematika
Aku tak melihat angka
Menunjukkan rupa jawaban
Pada keruh kedua mata

Seperti itulah cinta
Seperti itulah

MH - 12/24/'15

December 22, 2015

Tersesat dalam warna

Kursi-kursi telah penuh
Dihuni orang pintar, sibuk berseteru
Tentang kesedihan. Mengapa berwarna abu-abu
Jika sejati air terlihat biru?

Para bodoh pun berlalu
Karena takut akan tertipu
Warna-warna suara kuasa
Menyergap mata atau telinga

Dan menghapus sedih pun terlupa

MH - 12/22/'15

December 16, 2015

Letak cinta

"Kupetakan tujuan hari ini. Mari kita jelajahi dengan saling mencintai. Setelah itu? Apakah cinta membutuhkan destinasi?"

MH - 12/16/'15

Menghadiri undangan

Sudah bertahun-tahun, sejak saat itu
Kita belum mengenal perpisahan
Dalam ruang hampa yang hampir menimpa
Kendali diriku hingga membuangku

Dan cahaya menemani harimu
Lebih terang daripada kenangan
Kita di masa lalu, di masa itu
Kita riang bermain dengan waktu

Mungkin saja kau mengingatku

Lalu kuterima undangan
Saat kau sedang elok rupa
Dibanding aku, sebuah kata yang tak pantas diucap
Bahkan oleh mulut seekor binatang

Mungkin saja kau merinduku

Aku lupa, beberapa hari lalu
Di mana kuletakkan persis kepala
Di mana kusimpan beberapa tawa
Di mana kusiapkan waktu untukmu?

Tak ada yang peduli tentang itu

MH - 12/16/'15

Laki-laki yang ingin mencapai puisinya

Di setiap bait, asa demi asa
Ketika gelisah ia selalu bacakan
Pelan-pelan, agar hening terdengar
Melawan keluh gemuruh kepala

Cakrawala kian gelap mengancam
Ia telah mati beberapa hari
Dan belum mengingat satupun
Perbuatan yang menghidupkan dirinya

Dan puisi-puisinya mengingatkan
Bahwa dirinya semacam omong kosong
Yang diucapkan ketika berisi
Benar, ia pun kembali mati sebentar lagi

MH - 12/16/'15

December 14, 2015

Menghidupkan doa

Ada sebuah doa yang panjang
Tentang pesan, perasaan yang pejam
Teramat besar, yang terucap takkan padam
Pendengar acuh tak paham

Kubiarkan kata-kata ini
Berkembang biak sendirinya

MH - 12/14/'15

December 12, 2015

Menatap jendela

Di balik jendela, ada rindu yang buta
Tak peduli siapa yang melukai
Berkali-kali, melupakan belenggu
Yang tercipta sebagai pengganggu

Telepon pun berdering memanggil
"Dimana kau yang dulu?"

MH - 12/12/'15

© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis