January 31, 2014

Ketakutanku

Aku takut
Jika isi hati ini hangus sudah
Cinta di dalam, serta kenangan
Tertelan cemburu buruk angan

Di peluk tubuh, ada keluargaku
Yang selalu kurindukan hangatnya
Kusadari mungkin ada cemburu di hatimu
Perhatianku menjadi masalah semu

Aku tahu, jatuh cinta itu sulit
Hingga tak bisa mengerti diri
Ketakutanmu, ketakutanku
Hilang kendali, sulit kembali

Akan kukenalkan keluargaku, suatu saat nanti

MH - 01/31/'14

January 27, 2014

Kita telah bersumpah

Kita telah bersumpah, entah kepada siapa
Kita akan hidup masing-masing
Mungkin ada yang hidup di hutan, ada yang menantang ombak
Semuanya tak bisa ditebak

Kita ingin menjahit sendiri, pakaian kisah hidup yang indah

Ada yang berkelana, ada yang diam
Ada yang berkelana dalam diam
Belum tepat menikmati senja
Cerah matahari membuat manja

Jangan punah peradaban
Jaga selalu kenangan
Di hati dan wajah kita yang belum menyatu
Saat terpisah pasrah, dalam rumah kecil pencipta bahagia

MH - 01/27/'14

January 25, 2014

Puisi murah

Kubuatkan seadanya
Puisi murah, benar-benar murah
Tentang dunia, tentang hidup
Tentang Mars, tentang Venus
Tentang segalanya

Tentang menghirup nafas yang panjang, tentang bayar-membayar hal yang tak sepadan

Semua telinga sudah berteman lama
Dengan kisah kehidupan setelah mati
Batu yang sudah mati, dimatikan lagi
Kita bersama tanahnya dimatikan lagi

Bagaimana tentang cinta? Siapa yang bisa mematikan cintaNya kepada kita?

Benar, puisi ini murah
Tidak senikmat jantung saat memompa darah
Tidak semahal pakaian minim dengan harga melangit
Beserta rasa sakitnya hingga melucuti kulit

Kuharap puisi ini terjual di pasar bebas

MH - 01/25/'14

Beranda yang tak pernah bosan ditempati

Kota padat ini
Lampu-lampu ini
Semua menggiringku kembali
Ke rumah masing-masing, beranda yang sudah tak asing lagi

Kita mendiami
Kita jelajahi
Tetap saja rak buku itu terletak di sudut kamar
Buku-bukunya berantakan
Kipas angin yang menyala
Tak pernah mengurangi rasa lelahku

Tak ada yang berubah
Raut wajahnya, atap lantainya
Sudah memasuki usia wafat
Tetapi tetap saja nyaman
Karena aku tahu, disinilah tubuhku
Yang terkubur selama ini

MH - 01/25/'14

Dan bila hujan masih singgah di akhir januari

Dan bila hujan masih singgah di akhir Januari
Dan banjir masih menikmati kota berhari-hari
Akankah kau masih setia
Menunggu hujan reda dan banjir surut?

Apakah kau masih setia
Tertusuk hujan pisau cemburu
Serta tenggelam dalam banjir emosi milikku?

Dan bila aku adalah tanah
Dan kau adalah pohon
Bisakah kau percaya bahwa aku
Akan membantumu berdiri tegak?
Bisakah kau menjaga kepercayaan
Bahwa kau bukanlah tempat berkumpulnya gagak?

MH - 01/25/'14

January 24, 2014

Underwater

Don't escape
From our problems
To solve the riddle
We must stand together
And ever

Don't be lazy
Guidelines never shine
If we're hope to God,
But we never want to take the risk
From our action

Save me

MH - 01/24/'14

January 23, 2014

Memories

Memories are like a cake
If it sweets, we all like it
And we want to buy it again
But remember, memories can't buy with anything

We will find memories
When we're happy together
And don't forget about sad things that make you strong
And we'll see the rainbow in the end

Please, don't burn our memories to ashes

MH - 01/23/'14

Dalam keangkuhan

Lagi-lagi aku meninggalkanmu
Dalam keangkuhan yang lebih lama mendekapku
Sebelum mendapat kabar darimu
Setelah lupa kepadaku

Sungguh, kabarmu seperti koran pagi kemarin. Tak layak dibaca hari ini

Aku menyesal, karena aku paham
Tetapi tak bisa menerima keadaan
Sedih dalam diam dirimu aku rasakan
Larut, seperti matahati senja yang tenggelam

Maafkan aku

MH - 01/23/'14

Perjalanan cinta

Kita tak perlu kesepian
Ketika kita terpisah, mendiami jasad sendiri-sendiri
Lalu termakan perlahan-lahan, bagai lilin
Yang membakar tubuhnya sendiri

Bisakah kita tetap setia?
Ketika jarak tak berteman, dan mengenal kata busuk
Saling curiga, saling tusuk-menusuk
Karena cemburu merasuk

Kutemukan arti cinta
Terselip di antara jarak dan masa

MH - 01/23/'14

January 22, 2014

Perang kuasa

Karena penguasa hanya mengenal daerah kekuasaannya
Soal yang lain mereka tutup mata
Wajah-wajah cemas mereka tak mengenalnya
Mereka hanya hafal lekukan tubuh istrinya saja

Aku bodoh mengurusi orang bodoh

Mungkin sekedar ancaman
Melawan penindasan tak berotak
Revolusi yang tak seindah proses ulat menjadi kupu-kupu
Atau mawar yang mekar karena hujan
Mereka mengambang, seperti terbawa banjir ciptaannya

MH - 01/22/'14

January 21, 2014

Bayang petang

Adakah jalan untuk kembali
Jika aku sudah pergi bersama penyakit?
Yang membungkusku, bagai masa lalu
Selalu memburuku dalam kelabu

Adakah cara untuk kembali
Jika aku sudah kuyup diguyur hujan?
Membuatku basah, ciptakan masalah
Dan tak pernah ku temukan wajah risalah

Oh, aku ingin pulang
Kepangkuan waktu yang benar

MH - 01/21/'14

January 20, 2014

Langit yang diidamkan

Matahari telah naik
Seperti jarum jam yang telah mencapai dua belas
Lalu berlalu saja, tanpa jejak
Tanpa mengobati orang yang menderita

Matahari pun telah turun
Dari mahligai langit yang diinginkan manusia
Yang haus dipandang, padahal tubuhnya telah basah
Mengapa mereka tidak meminum keringatnya sendiri, jika mereka haus?

Matahari telah hilang
Dari mata-mata yang hanya percaya realistis
Mungkin telah terpendam, terinjak-injak
Seperti tanah, seperti rumput
Mengapa tak menginjak tubuh sendiri, yang tercipta dari tanah?

Jika aku di atas sana, apakah aku akan terlupa
Arti namaku sendiri?

MH - 01/20/'14

January 17, 2014

Tanpa terang

Sudah siapkah kita mati?
Membawa harta jasad masing-masing
Berlomba siapa yang paling cepat menjadi kerangka,
Berteman dengan banyak ulat dan belatung di tanah?

Kita akan bertanya-tanya:
Di mana ini? Rumahku sempit, gelap mengelilingi
Di mana matahari? Hingga lupa warna pelangi,
Sehabis hujan, dan sinar purnama

"Anakku mati, anakku mati",
Jerit ibu-ayah memukul tanah
"Aku di sini, aku di sini"
Teriak bisuku, yang hanya bisa memecahkan telinga sendiri

Mengapa takut mati, jika sudah mengenal surga?
Mengenal, bukan mendiami
Keras cinta fana di bumi

MH - 01/17/'14

Pembawa Hujan

Hujan Januari selalu berlari
Ketika aku lapar, lalu terkapar
Sesekali kumakan rumput, pahit
Sesekali kumakan tikus, sakit

Hujan Januari selalu menari
Ketika tubuh tak patuh, menyuruh tidur
Sesekali bermimpi baik, tercekik
Sesekali bermimpi buruk, terpuruk

Hujan Januari selalu menghibur
Ketika uang menelanjangi diriku
Sesekali meminjam, habis
Sesekali membayar, habis

Hujan Januari, keinginanku tak berhenti
Merasakanmu dengan tubuh lapar yang telanjang
Mengingat rindunya yang sangat panjang
Aku rindu dia, pembawa hujan

MH - 01/17/'14

January 12, 2014

Jalan panjang

Jalan yang ku lalui ini
Tiada berujung, tak ada yang berkunjung
Kecuali aku dengan bodohnya
Mencari alam bebas

Aku tidak bodoh, aku hanya melawan kebodohan

Tak pernah menyadari
Ternyata aku tak sendiri
Karena manusia itu satu, dua, ribuan
Melawan indah kiasan

Melewati bersama, jalan panjang selain masa lalu

MH - 01/12/'14

January 09, 2014

Di alam hampa aku hidup berdua

Di ambang cobaan
Aku masih suka tertawa
Karena rasa beban
Derita bersama tua

Mungkin resah akan kutemukan
Setelah berdansa, lalu binasa

Di alam hampa
Aku hidup berdua
Dengan jasad, beserta rupa
Masa muda

MH - 01/09/'14

January 08, 2014

Semut Hitam

Dimana dirimu
Wahai semut hitam?
Bosankah kau bersalaman
Dengan teman-temanmu?

Lupakah kau kepada
Teman masa kecilmu?

MH - 01/08/'14

January 05, 2014

Siapa yang sembunyi di balik pelangi?

Hujan pagi lalu sangatlah deras
Tak biasa hidup keras
Menuntutnya lewati batas
Menyalahkan Tuhan, itu lebih keras

Tak bisa merasakan
Alam memberi jawaban
Tentang jalan keluar
Masalah yang berkibar

Siapa yang sembunyi di balik pelangi?
Merayakan kesengsaraan hidup setelah berlalu

Mungkinkah disana pelakunya?
Tanpa bukti kita menyalahkan
Hal bisu serta fana, mereka tak pernah nyata

MH - 01/05/'14

January 01, 2014

Moment

Stay gold, I'll find you
In the sea of our promises
Stay strong, I'll come to you
In the deep of our memory

Forever young, moment of love
Story begin, our silly love

MH - 01/01/'14

© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis