June 30, 2014

Puisi-puisi yang telah lama menanti untuk dibacakan

Saat hidup dan mengenang kecil
Kita terlalu sering menangis
Entah apa alasannya? Tak mengerti
Bahkan orang tua sekalipun

Yang kuingat saat itu
Kita belajar untuk diam
Hingga air mata itu berhenti
Dan keresahan itu mati

Puisi-puisi yang telah lama menanti
Di kepala kita, untuk dibacakan
Dengan lantang, beserta rasa
Tak boleh mati dalam diam

Kesedihan, amarah, gelisah
Serahkan semuanya kepada-Nya

MH - 06/30/'14

June 29, 2014

Mengapa kau tak berterus terang?

Lelah mereka mengajarkan
Hingga mulut-mulut itu berkata:
"Mengapa tak mengerti juga, brengsek?"

Wahai terang, mengapa kau tak berterus terang?
Menceritakan kebenaran yang telah lama bersinar

Bukankah segalanya telah jelas?
Di mana terang, di mana hina
Bersemayam pada relung hati
Mengabdi sampai ajal menanti

MH - 06/29/'14

June 24, 2014

Pernahkah kau merasakan hangat pelukan?

Pernahkah kau merasakan hangat pelukan,
Bila sepi sebagai perih dingin,
Atau omong kosong lebih kau ingin?

MH - 06/24/'14

June 20, 2014

Sempurna

"Ketidaksempurnaan ialah kesempurnaan yang sesungguhnya"

MH - 06/20/'14

June 18, 2014

Musim hujan di dalam hati

Sudah sangatlah klasik
Musim hujan di dalam hati
Diri pun mulai terusik
Walau gersang ini mati

Semakin tak berarti
Menunggu sang mentari
Tak kunjung henti
Was-was ini telah kau curi

Hening yang kueram
Selalu saja menetaskan
Segala bentuk prahara
Membuatku gila

MH - 06/18/'14

June 13, 2014

Sunyaruri

Yang ku tahu
Risau bukanlah pisau
Yang menusuk hingga terluka
Terkapar lemah, berduka

Resah bukanlah batu asah
Yang sering dipakai untuk mengasah
Hingga tajam mata kesedihan
Tak mampu kita menahan

Adakah diantara kita yang membunuh sepi,
Di dalam kesepian lainnya?

MH 06/13/'14

June 11, 2014

Jangan takut

"Janganlah takut menjadi manusia membosankan."

MH -06/11/'14

June 09, 2014

Karena sebagian dari kita ialah dosa mereka

Bisa jadi akulah yang berbohong,
Menudingnya sebagai penjahat
Padahal dia seorang baik, kukatakan licik

Bisa jadi dialah yang berbohong
Menudingku dengan masa lalu
Padahal aku seorang bodoh, benar-benar bodoh

Dan buku cerita ini dipenuhi dongeng-dongeng misteri

Karena pada hakikatnya yang lurus
Manusia takkan bisa bersembunyi
Pada ketiaknya masing-masing

MH - 06/09/'14

June 07, 2014

Menyalalah! Menyalalah!

Dari seluruh gelap yang sesak
Sisi terangku tetaplah redup
Semakin lama semakin larut
Tertelan laut yang enggan surut

Bisakah aku menyalakan api,
Dalam laut pasang yang menggarang?

"Menyalalah! Menyalalah!"
Bukankah segalanya dimulai dari lelah?
Asa yang hampir menyerah
Menolak tunduk pada gelisah

MH - 06/07/'14

June 05, 2014

Cermin

Aku tak mau dijodohkan
Dengan kebodohan-kebodohan
Yang sering kau olok-olokkan
Dalam suramnya keseharian

Kuharap bodoh ini hanyalah sementara
Enggan kekal pada bising suara

Seperti ada beban di kepala
Seperti sedang dipermalukan
Ditelanjangi tanpa alasan
Seribu orang menyimak

Kuharap bodoh ini menjadi liar
Enggan singgah di alam sadar

Kau tak mau dijodohkan
Oleh seorang bodoh kan?

MH - 06/05/'14

June 03, 2014

Menuju segalanya

Pernahkah pada suatu hari
Kita terbangun di tempat yang sama
Dengan hati yang berbeda
Dan segalanya menjadikan seluruh?

Kita mempermasalahkan hal kecil sebesar-besarnya
Sementara bahagia hanya sebagian kecil
Doa serta rasa syukur akan terlupa
Aku tak mau lupa segalanya

Semua berpijak pada rasa aman
Segalanya bertapak pada jalan
Kerikil batu kecil serta tajam
Tersayat, kaki kita berdiri bersama

MH - 06/03/'14

© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis