July 31, 2013

Puisi Langit

Oh, langit
Kami adalah pendudukmu
Bukan warisan bumi
Beserta dosanya

Oh, langit
Bumi ini kotor
Seperti teori abiogenesis
Mati bersama evolusi Darwin

Oh, langit
Biarkan kami pulang.....

MH - 07/31/'13

July 26, 2013

Jika suatu hari kau mati

Jika suatu hari kau mati
Aku seseorang yang paling terluka
Setelah keluargamu, saudaramu
Bukan dia, yang kau gambar
Dengan air mata
Dengan darah segar

Bahkan kau tak bisa menggambarnya dengan senyum
Itu luka, selalu terbuka
Yang tertutup cuma dia
Matanya tertutup, tak menyaksikanmu
Terluka akibat perjuanganmu

Bukan salahmu
Setiap orang mempunyai cara mencintai masing-masing
Mungkin dia tak menangkap pesanmu
Aku juga begitu, aku selalu memahat luka kepada yang kucintai
Karena aku tidak mau memberi keseluruhan cinta hari ini
Sebelum benar-benar menjadi kekasihku

MH - 07/26/'13

July 19, 2013

Matamu layu

Tiada yang memberi air di matamu
Jangan kau membuangnya lagi
Air mata

Hingga layu, matamu bagai tanah tandus
Kantung air mata semakin kurus

Lahirkan sungai, tempati muara
Tak ada yang berlayar
Di sana cuma ada sekumpulan
Cerita kesedihan

MH - 07/19/'13

July 18, 2013

Hingga menghilang

Berpikir, hingga menghilang
Kemana? Angkasa katanya
Tidak ditemukan, apa tersesat?
Kemana? Masa lalu
Memperbaiki hidupnya
Agar tak menjadi mayat hari ini

MH - 07/18/'13

July 15, 2013

Kami menjual kegilaan

Mereka menagih uang tiap hari
Kepada kami, sekumpulan miskin
Tanpa alas kaki, kami menginjak duri
Di dunia yang kami tempati kemarin

Bagaimana membayar? Tempat sampah kosong setiap harinya

Akhirnya kami menjual kegilaan
Siapa yang membelinya? Silahkan
Mungkin saja mereka membuangnya kembali
Ke tempat sampah, lalu kami pungut lagi

MH - 07/15/'13

July 13, 2013

Di sini tak ada manusia

Sudah punah
Di sini tak ada manusia
Aku tahu itu, karena aku pun sama
Bukan manusia

Aku menjelma, menjadi fakta

Di sini hanyalah malaikat dan setan
Fauna yang lapar
Flora yang ketakutan
Siapa manusia terakhir?

MH - 07/13/'13

Pujangga fajar

Setiap pagi
Dia menyandungkan dengan merdu
Dengan syahdu
Bukan syair, bukan miliknya

Sampai kapanpun, dia takan mengaku itu ciptaannya
Yang dibaca beberapa kali, setiap hari
Di segala penjuru, menunggu
Bumi, membuatnya tidak bisu

MH - 07/13/'13

July 12, 2013

Yang mengetuk pintu toko siapa?

Yang mengetuk pintu toko siapa?

Misteri ini muncul setelah seseorang membeli palu di toko ini.
Saat ku tanya: "Untuk apa membeli ini, tuan?"
Dia menjawab: "Untuk menerormu!"
Aku tertawa, padahal ini lelucon tidak lucu.

Keesokan harinya, terdengar bunyi ketukan.
Memecahkan hening pada toko yang tidak laku ini,
Mungkin sebentar lagi bangkrut.
Hahaha, lantas aku harus mencari pekerjaan dimana?
Aku tertawa, padahal ini lelucon tidak lucu.

Keesokan harinya, terdengar bunyi ketukan lagi.
Memecahkan hening, juga kepalaku
Mungkin sebentar lagi bunuh diri
Hahaha, siapa yang mengetuk pintu toko ini?
Aku tertawa, mendekati gila dan kematian

Mh - 07/12/'13

Aku bukan antagonis

Ada yang merindukanku
Sembari menahan perih
Tak sanggup
Tak dianggap

Mengetuk-ngetuk hati
Berisik, tak terbuka juga

Takkan menikam, dari belakang

Percayalah,
Aku bukan antagonis

MH - 07/12/'13

July 09, 2013

Mati Separuh

Aku berharap mati separuh
Tak apa disfungsi tubuhku
Asal semua dosanya pergi

Aku berdoa pada bulan ini
Engkau tak membuang tubuhku
Biarkan dosa terdistorsi

Biarkan distorsi.....biarkan dosa terdistorsi
Tubuhku berfungsi
Lagi....akalku hidup lagi

MH - 07/09/'13

July 08, 2013

Berbagi nafas

Kita adalah sekumpulan
Makhluk yang dikurung waktu
Hidup meringkas arti kematian
Telah menunggu di depan pintu

Yang mati tidak bernafas lagi
Hadirnya menciptakan elegi
Menjadi nafasku ketika pergi

Pagi menjelma petang
Dan kita masih menjadi penantang
Yang takkan pernah tau kapan pulang

MH - 07/08/'13

July 05, 2013

Kerumunan yang kurindukan

Hari ini, seperti ritual hari lalu
Kita adalah kerumunan
Benar, kerumunan yang paling dirindukan
Apa cuma aku saja?

Kerumunan, aku membencinya
Kecuali hari ini, mungkin karena hujan
Bukan, berisik gerimis itu tak membantu
Melenyapkan kesunyian

Sampai kapan aku mencintai
Kerumunan ramai itu?
Kerumunan damai itu?
Pada hari ini?

MH - 07/05/'13

July 01, 2013

Kita abadi setelah mati

"Kita abadi setelah mati"

Itu bukan dongeng
Sampai orang-orang mati berbisik demikian
Mungkin dosa adalah penyumbat telinga
Kita tidak mendengarnya

Kita yang sebenarnya mati
Menunggu ketakutan
Diciptakan, sebelum padam
Berdosa lagi, dan lagi
Takkan berhenti

Bukannya sudah diingatkan
Dongeng itu membenarkan ceritanya

MH - 07/01/'13

Apakah akan kembali?

Apa akan kembali
Yang berlalu
Berkumpul selalu?

Tak ingin berdosa lagi
Dia berdoa ketika pagi
Entah siapa yang mendengar suara kecilnya
Atau dosa banyaknya?

Apakah akan kembali,
Waktu beberapa hari nanti?
Apakah akan mati?

Semoga suci.....semoga suci
Isi doanya di dalam guci

MH - 07/01/'13
© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis