June 22, 2013

Jawaban usia

Kita sering mencari
Arti lahirnya kotak sampah
Bersama isinya yang lebih muda
Sekaligus murah

Kita sering berdansa
Tanpa memegang kuasa
Kita sering bertanya
Tentang fenomena fana

Kita saling berpapahan
Sebelum menjelang kepunahan

Usia tak pernah menjawab

MH - 06/22/'13

June 20, 2013

Hanya berdua

Malam ini
Siapa yang bersaksi
Kita menangis bersama
Bukan terpaksa

Karena kita satu
Di jalan buntu
Bersama waktu

Karena kita mengerti
Tentang hati
Sebelum mati

Mataku, matamu, menangkap semua
Wajahku, wajahmu, membantah semua
Hanya berdua

MH - 06/20/'13

Ini bukan malam

Gelap
Di mata burung hantu
Hanya ada hitam pekat
Kental
Terlalu larut, kita diam
Di masa depan

Ini bukan malam

Daun pun berjatuhan, menunggu kita bicara
Waktu pun berputar hingga menua
Dan kita tetap dalam diam
Diam saja, tetap saja
Tak pernah bebas, selalu salah
Telah lepas, tak ada yang mengalah

MH - 06/20/'13

June 13, 2013

Kau bukan sebuah puisi

Kau bukan sebuah puisi
Sebentuk komposisi
Membuatmu hidup
Menghirup redup

Lihat, kau bernafas
Semesta memanas
Gelisah terbias

Apa lidahmu mengenal rasa?
Silahkan mencicipi cinta
Manis, pahit, bercampur
Melebur, lidahmu hancur

Tidak salah lagi, kau hidup

MH - 06/13/'13

June 11, 2013

Menunggu tertidur

Aku terbangun
Termakan amuk mimpi
Selalu terbangun
Belenggu tak berhenti

Tengah malam
Ada yang merayu: "Silahkan tidur kembali"
Berhenti kompromi
Aku ingin terlelap sendiri

Sampai mati

MH - 06/11/'13

June 06, 2013

Ceritamu sebatas perahu yang mengejarmu

Lembayung senja
Kemanakah dirimu setelah ini?
Laut tidak pernah tahu
Perjalananmu setelah kembali

Kau tidak pernah bercerita
Hingga pagi, angkasa membiru
dan hadir kembali

Apakah ceritamu sebatas perahu yang mengejarmu?
Ombak-ombak liar dihantamnya, hingga luka-luka
Pada akhirnya hanya menggurat kecewa
Kamu tinggalkan.....

MH - 06/06/'13

June 04, 2013

Mengapa hujan datang?

Mengapa hujan datang
Di saat kau bersedih?
Bisakah kau menjawabnya?

Aku menjawab dengan opini:
Karena hujan merasakan kesedihanku
Terlarut, hingga irama airnya tidak karuan
Mencekam, mencekik kesedihan itu hingga mati

Mengapa hujan datang
Di saat kau sibuk?
Bisakah kau menjawabnya?

MH - 06/04/'13

Sebuah sayembara

Muncul sebuah rumor
Raja mengadakan sayembara:
"Siapa yang paling terkuat dialah yang dapat menikahi putriku!"

Lalu, hadirlah para petarung-petarung terkuat di daerah itu
Mereka saling menghabisi satu sama lain
Hingga terlihat satu petarung, berdiri dengan gagah

Raja tidak puas
Lalu raja menambahkan syarat gila untuk petarung itu: "Bunuh semua rakyatku hingga tak bersisa!"
Petarung itu menyanggupi syarat tersebut
Dia mengetuk pintu-pintu rumah, dan membunuh para penghuninya
Lalu, ketika dia bertemu seorang anak kecil
Dia mengangkatnya, lalu memenggalnya. Korban terakhir yang diistimewakan
Ritual telah selesai!

Ketika dia pulang, sambil memegang kepala anak kecil itu
Di hadapan raja, dia melempar kepala anak itu lau menangkapnya kembali
Melihat bola mata anak itu, seperti bercermin, dia melihat wajahnya sendiri
Seketika dia mengambil pedang, dan membunuh dirinya sendiri

Raja panik, siapa yang bisa menikahi putrinya?
Rakyatnya sudah habis
Putrinya menjadi gila, dan menusuk ayahnya
Raja pun tewas
Lalu putri itu meminum racun, yang sudah lama dia meraciknya
Putri pun tewas di tempat dengan anggun
Bernoda darah

Pertanyaan:
Mengapa petarung itu membunuh dirinya sendiri?

MH - 06/04/'13

Pagi ini

Pagi ini
Bukan untuk penghisap cerutu,
Bukan pula untuk penikmat anggur
Mereka tidur lebih malam,
Terlelah lebih dalam

Tempat tidurnya seperti makam!

Bangunlah!
Di luar sana ada yang menanti
Memanggil-manggil sebelum mati!

MH - 06/04/'13

June 03, 2013

Gaduh hampa

Mereka selalu begitu
Berisik ketika malam
Tanpa bisik-bisik

Mereka gaduh membuat rumah
Mereka dengan dunianya

Aku yang melihat mereka hanya bisa terkulai
Dibius hampa

Oh, teman. Mungkin kita bisa tertawa bersama
Sebelum aku menulis obituari sendiri

MH - 06/03/'13

June 02, 2013

Di mana keramaian ketika malam tiba?

Tradisi ini berulang kembali: malam ini sepi
Tak ada berisik, di sinilah ketenangan
Tetapi kita lewati, mata ini ingin mati

Berisik itu selalu hidup
Tapi kita lewati dengan telinga tertutup
Berkata: ingin kucopot saja telinganya!

Oh, aku mencari keramaian
Pada gelap malam

(dan seketika kudengar suara-suara berisik dari arah sana)

Oh, itu suara perut mereka yang kelaparan
Mereka merapalkan mantra: janji pemerintah
Wajahnya memerah, mereka marah

Aku tidak percaya ini malam

MH - 06/02/'13

Aku masih hidup, tetapi mati

Tak ada mentari di malam hari
Taman itu sepi, tak ada yang berlari
Sunyi, kedua kaki itu dilepas sebelum tidur
Rumornya sih, agar tidak berisik

Aku belum tidur
Seperti biasanya, aku mencari letih
Dia tak pernah bersemayam pada pukul segini

Setelah ini, ketika mataku tertutup
Sayap itu muncul pada tubuhku
Percuma, tubuhku disfungsi
Denyut merindukan arteri
Nafasku tak berguna lagi
Karena sejak itulah aku mati

Sama sekali
Aku belum dekat kepada-Nya

MH - 06/02/'13

June 01, 2013

Setengah tiga

Setengah tiga, tengah malam
Kerjaku hanya tertawa saja
Benar, tertawa saja

Tak ada yang bisa membuktikannya
Karena aku sendiri
Benar, aku sendiri

Hanya Tuhan yang menyaksikannya
Benar, Tuhan menyaksikannya

MH - 06/01/'13

Kecupan hangat

Secangkir teh ini
Hangat sekali
Mungkin telah kau kecup
Sebelum aku memikirkanmu

Sungguh, sebenarnya aku tidak tahu apa yang membuat teh ini hangat?

Oh, ilusi
Pada kesendirian ini
Hadirkan dia bersamaku
Biarkan dia untukku

Dan, sungguh kecupan hangat itu tak terasa sebelum kau milikku seutuhnya

MH - 06/01/'13
© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis