Kurir lisan-lisan yang beku

Siapa yang paling pandai

Mengutarakan ucapan yang terurai?

Berantakan. Tiada pernah kau lihat

Kumainkan Jenga itu, kata-kataku rubuh

Jatuh

Cinta

Aku segera menghubungi kurir

Karena lisanku tak mampu berpikir

"Tolong antarkan segera kata-kataku

Kepadanya, sebelum terik membuatnya cair"

Dan caraku memastikan kata-kataku

Sehat sentosa bertemu denganmu

Dengan cara bertamu di kemudian waktu

"Kekasih, sepertinya perih ini perlu

Berunding dengan perjuangan

Yang nihil nilai, namun lebih dikenang

Sebagai bunga dan kunang-kunang."

MH - 05/29/'25

Senandika

Puisi-puisi yang gemar sembunyi

Adalah cintaku yang tak berbunyi

Dan kaulah yang paling memahami

Sekali lagi, kau yang memahami

Dan jika ada yang menanyakan

Apa warna favoritmu?

Maka jawablah jatuh cinta setiap waktu

Jatuh cinta yang kikuk

Jatuh cinta ini terlihat kikuk:

Aku tidak melihatmu;

Aku tidak menyentuhmu;

Aku, kau anggap terburu-buru, langkahku,

Bagai pekerja menolak untuk telat waktu;

Dan tanganku menolak genggam, selain telepon genggam yang kau cemburui

Namun

Kau kesabaran tanpa paksaan;

Setia yang takkan larut dalam pamrih;

Puisi indah yang diucap lirih;

Sebuah doaku, berada tinggi

Di atas

Angan

Ingin.

Semua ini.

MH - 05/10/'25

Kesimpulan

Kekal tak melahirkan apa-apa

Lebih tepatnya keberanian

Hanya mewarisi ketakutan

Akan hidup kedua tanpa apa-apa

Kamu cuma malas berdoa

Cicil saja, tidak akan merekah

Bunga dan penderitaan

MH - 05/05/'25