March 28, 2015

Penjaga rahasia

Engkau tahu? Bahwa uang dapat membawamu
Kepada penjaga rahasia seorang yang kau benci
Sebenci-bencinya hingga di hadapanmu
Dia seorang banci yang rela menjadi buruh-tukang cuci

Sayang sekali, itu hanya dongeng
Yang membuatmu terlihat semakin cengeng

MH - 03/28/'15

Ayat-ayat resah

Karena kelahiran bukan membahas perkara
Putingmu yang menggoda, atau nakalnya kelamin kita
Bersama asa dan doa yang selalu suci
Serta kesibukan manusia membebani nama anaknya

Leluhur kita banyak menularkan penyakit
Sedikit-demi-sedikit pada anakmu, anakku

Pepohonan itu, buah-buahan itu
Permohonan itu, tiada membantu
Memastikan cerah ialah bahagia
Mendung menjulang ciptakan bencana

Bukankah kehidupan tak menuntut
Perihal kesempurnaan yang tidak sempurna?

MH - 03/28/'15

March 25, 2015

Retorika

Ada tempat dimana luka
Dapat disembuhkan oleh garam
Ada tempat dimana duka
Dapat dimatikan bersama cinta

Ada kaki-kaki melangkah
Menuju pesona penuh fana
Ada tangan-tangan meraba
Lekuk tubuh lautan kata

Ada suara-suara lenyap
Tertelan busuk di kotak sampah

Ada apa sebenarnya?

MH - 03/26/'15

March 20, 2015

Pengganggu

Karena setiap kamar memiliki kunci
Karena setiap insan memiliki benci
Rahasia ialah hal yang paling abadi
Dalam menawarkan apa itu ketidakpercayaan

Sedang engkau dikejar-kejar cinta,
Dan diriku dikekang olehnya

Karena setiap rumah memiliki rangka
Karena cemburu lahirkan buruk sangka
Kesetiaan ialah hal yang paling khianat
Dalam menjalani cinta tanpa kepercayaan

MH - 03/20/'15

March 14, 2015

Sepasang kekasih (sayang)

Ceritakanlah kisah tentang sebuah kamar:
Mari susupi bersama, kita adalah penjelajah angkasa
Yang pandai merajut hening dalam kesedihan
Dan menjual gelap pada kesenangan

Kita paling mahir berdiskusi tentang solusi,
Serta mencintai kekalahan tanpa lelah

MH - 03/14/'15

March 12, 2015

Sepasang kekasih (kasih)

Matamu: Serupa malam, senang sekali menggantung purnama
Harap serta bintang, kilaunya tak pernah lelah
Mewarnai kota yang telah sunyi dengan rindu
Akan sesak di detak jantung yang memburu

Sebisa mungkin aku mendiami tangis,
Mengayomi rasa sakit yang paling bengis

MH - 03/14/'15

March 09, 2015

Bianglala

Hujan, seperti biasa aku ingin memesan tempat
Untuk berteduh, tidak lupa beserta sunyi
Yang kau selalu hidangkan dengan gemuruh
Dan sejuk yang mampu lenyapkan peluh

Semakin lama semakin dingin
Angan memelukmu semakin ingin

Silahkan, burung pun bebas berkicau
Dalam cuaca yang semakin kacau
Karena rindu yang telah lama kupelihara
Menjelma dendam bersama prahara

Rela menunggu hujan reda
Demi kekasih yang tak berbeda

MH - 03/09/'15

March 06, 2015

Pendiam

Adalah cerdik, merindumu bagai api
Yang musnahkan seluruh hingga habis
Tak tersisa, seperti rahasia yang terbongkar
Dalam peti-peti teka-teki yang lenyap terbakar

Dan akulah satu-satunya penjantan
Yang tersisa, pada alam yang tak menerima alasan
Dengan air mata atau sajak dendam
Terpendam dari seorang pendiam

Rindu ini takkan pernah kehilangan majikannya

MH - 03/07/'15

March 02, 2015

Pemurung

Ketika mata mulai terpejam,
Rindu padamu semakin kejam

MH - 03/01/'15

© Aksara Angkasa 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis